Sabtu, 16 Februari 2013

Seni Kaligrafi



Penulisan kaligrafi merupakan salah satu bentuk keindahan Alquran yang disebut juga seni menulis indah . Kaligrafi diciptakan dan dikembangkan oleh kaum Muslim sejak kedatangan Islam. Dibandingkan seni Islam yang lain, kaligrafi memperoleh kedudukan yang paling tinggi dan merupakan ekspresi semangat Islam yang sangat khas. Oleh karena itu, kaligrafi sering disebut sebagai 'seninya seni Islam' (the art of Islamic).
Meski karya kaligrafi identik dengan tulisan Arab, kata kaligrafi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani (Kalios: indah dan graphia: tulisan). Sementara itu, bahasa Arab mengistilahkannya dengan khatt (tulisan atau garis) yang ditujukan pada tulisan yang indah (al-kitabah al-jamilah atau al-khatt al-jamil).
Akar kaligrafi Arab sebenarnya adalah tulisan hieroglif Mesir, yang kemudian terpecah menjadi "khatt Feniqi" (Fenisia), Arami (Aram), dan Musnad (kitab yang memuat segala macam hadits). Menurut al-Maqrizi, seorang ahli sejarah abad ke-4, tulisan kaligrafi Arab pertama kali dikembangkan oleh masyarakat Himyar (suku yang mendiami Semenanjung Arab bagian barat daya sekitar 115-525 SM). Musnad merupakan kaligrafi Arab kuno yang mula-mula berkembang dari sekian banyak jenis khatt yang dipakai oleh masyarakat Himyar. Dari tulisan tua Musnad yang berkembang di Yaman, lahirlah khatt Kufi.

Biru untuk "SURGA", Merah untuk "NERAKA"


Tokoh Nasyid dari bumi Lancang Kuning


 Sigma merupakan singkatan dari Senandung Islam Gapai Maghfirah Allah. Tim nasyid asal kota Dumai Riau ini berdiri tanggal 23 Desember 2006. dengan konsep tim nasyid progresif mencoba memberikan alternatif musik kepada semua kalangan dan menyejukkan hati bagi setiap pendengarnya
Dilihat dari profil tim, Sigma merupakan gabungan dari lima pemuda yang memiliki latar belakang pekerjaan berbeda-beda, antara lain karyawan Pertamina, bekerja di RSPD, BAZMA (Baituzzakah Pertamina), PZM (Pundi Zakat Madani) dan Lazis PLN. Akan tetapi subhanallah, walaupun dengan kesibukan kerja masing-masing personil, SIGMA telah membuktikan komitmen mereka dijalur nasyid. Adapun personil SIGMA:

Syair Lagu, Musik Islami Pendangkalan Akhidah Demi Kreativitas dan Kebebasan Berekspresi


Hafal belasan lagu atau nasyid “Islami” tapi jauh dari ilmu Al-Qur’an & hadits adalah sekelumit ironi yang menimpa generasi muda Islam kita. Sebuah potret yang juga melukiskan betapa musik telah merambahi banyak kalangan. Dari yang awam hingga yang disebut terpelajar, dari yang sekuler hingga mereka yang menyandang predikat aktivis pergerakan Islam.
Sebuah fenomena yang tentu saja menggelisahkan, meski apa yang disebut di atas belumlah apa-apa utk menggambarkan betapa musik telah menjadi candu yang menjauhkan umat dari agamanya.Berkawannya musik dgn kemaksiatan lain jelas sulit dipungkiri. Triping, mabuk-mabukan, judi, seks bebas, dunia malam, hingga anarkisme & barbarisme yang muncul saat pentas musik digelar, baik kelas kampung yang cuma menyuguhkan dangdut murahan ataupun konser besar yang melibatkan ribuan massa, adalah fakta tak terbantahkan yang kian memperkuat anggapan minus tentang musik.
Ini belum termasuk syair-syair lagu yang umumnya bertema percintaan, lirik-lirik cabul, hingga yang berisi pemujaan terhadap setan serta mengampanyekan anti Tuhan. Musik pun, selain menjadikan manusia terlena, juga menumbuhkan sikap cengeng, munafik, berjiwa memberontak, atau minimalnya membangkitkan kenangan jahiliah.
Saking mendarah daging, sulit memang menemukan lingkungan yang tak tercemari musik. Karena kita mempunyai tetangga,  saudara, atau mungkin orangtua yang masih demikian gandrung dgn musik. Mau tak mau, sadar atau tak sadar, telinga kita terus dipaksa mengonsumsi musik. Seakan-akan setiap manusia di muka bumi ini telah berkerabat dgn musik.

Seni dalam Pandangan ISLAM

KESENIAN Islam adalah kesinambungan daripada kesenian pada zaman silam yang telah berkembang dan dicorakkan oleh konsep tauhid yang tinggi kepada Allah s.w.t. kesenian islam memiliki khazanah sejarahnya yang tersendiri dan unik. Kesenian Islam terus berkembang di dalam bentuk dan falsafahnya yang berorientasikan sumber Islam yang menitikberatkan kesejajaran dengan tuntutan tauhid dan syara’.

Dalam jiwa, perasaan, nurani, dan keinginan manusia tertanamnya rasa sukakan keindahan dan keindahan itu adalah seni. Sebenarnya,  kesedaran mengenai keindahan adalah satu faktor yang amat penting dalam Islam. Antara faktor yang penting dalam seni ialah hakikat, ketulenan/kesucian, kejujuran dan semua ini terjalin dalam jiwa orang-orang Islam. Seni menjadi bahan perantaraan yang menghubungkan satu jiwa pencipta dengan satu jiwa lain, iaitu pengamat.